Ibu Muda dan Permen Cinta: Mitos dan Fakta - Tiga perempuan muda tampak serius membahas sesuatu sambil mengamati sebungkus permen karet di sebuah restoran di lantai 6 Mal Senayan City, Jakarta, Jumat pekan lalu. Tawa mereka--sebut saja Dita, Yosita, dan Widya--terdengar di tengah obrolan. "Gue sukanya yang rasa stroberi. Pas adegan ciuman, panas aroma wanginya jadi terasa. Sensasinya berasa dahsyat!" kata Widya.
"Efeknya memicu gairah seks, sehingga saya bisa menikmati hubungan intim," ujar Dita. "Aku jadi merasa bergairah. Dua belas tahun menikah membuat hubungan intim dengan suami tercinta agak kendur. Nah, permen ini menjadi penyelamat," Yosita menimpali obrolan kedua sahabatnya.
Ketiga perempuan pekerja itu, yang rata-rata berusia 30-an tahun, tengah seru membahas efek permen cinta yang sempat mereka konsumsi. Dalam tiga bulan terakhir, sex love chewing gum, atau biasa disebut permen cinta, memang menjadi topik pembicaraan hangat, terutama di kalangan perempuan.
Permen yang dipercaya sebagai perangsang libido kaum Hawa itu berbentuk permen karet yang dibungkus kertas timah. Rasanya bervariasi, seperti stroberi, mint, dan jeruk. Satu kemasan permen cinta yang berisi lima buah biasanya dijual Rp 50-150 ribu. Mereknya macam-macam, antara lain Sexy Gum, Sex Love, dan US Passion Cachou.
Sejak akhir tahun lalu, penjualan permen cinta boleh dibilang marak. Selain dijual secara online, setidaknya terdapat 16 situs di jagat maya yang menjualnya. Permen cinta juga dijajakan di kios-kios obat di pinggir jalan, seperti di kawasan Mangga Besar, Jakarta Barat.
Anto, seorang pedagang obat di Mangga Besar, menyatakan bahwa permen cinta yang dijualnya cukup laris. Dalam semalam, dia bisa menjual belasan kemasan. Anto mengklaim permen itu memang punya efek yang ajaib. Dari pengakuan sejumlah pembelinya, permen tersebut bisa membuat gairah seks perempuan meningkat hanya dalam belasan menit.
Tapi sudah lebih dari sepekan Anto tak lagi menjual permen cinta. Belasan kemasan permen cinta di kios lelaki berumur 54 tahun itu ludes disita polisi dalam operasi pada medio Februari lalu. Penyisiran aparat terhadap sejumlah kios penjual obat perangsang dilakukan setelah Badan Pengawas Obat dan Makanan (POM) menyatakan bahwa permen cinta berbahaya untuk dikonsumsi.
Kasus permen cinta pun kemudian menjadi heboh. Dan kasus permen itu membuat pro-kontra tentang zat afrodisiak, zat pembangkit gairah seks atawa libido, kembali mencuat. Benarkah permen cinta bisa membuat hasrat seksual seseorang menyala-nyala?